Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal

Minggu, 08 Desember 2013

MENYUSUN FORMAT EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN
Oleh : Gufron Fauzi
BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. pembelajaran juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi pembelajaran tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.
Dalam suatu pengajaran, tentu guru dalam menyampaikan materi pelajaran tentu tidak lepas dari media pembelajaran itu sendiri. Media Pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada dirinya.
Interaksi dengan media (sebagai salah satu lingkungan belajar) dapat menjadi sumber belajar bagi siapa saja. Dan penilaian atau evaluasi media pembelajaran bertujuan untuk melihat apakah penggunaan media itu bisa membentuk atau mempengaruhi tingkah laku pebelejar atau tidak. Serta untuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan.
B.  RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Jenis dan tahapan evaluasi media pembelajaran....?
2.      Bagiamana menyusun pemanfaatan media pembelajaran.....?
C.  TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini untuk memberikan sumbangsih keilmuan dan memberikan pencerahan pada para pendidik, untuk dapat sekiranya selalu melakukan evaluasi pada setiap media yang digunakan dalam pembelajaran. Dengan begitu setiap pendidik akan selalu mengupdate media yang hendak digunakan, sesuai dengan hasil evaluasi pada penggunaan media pembelajaran.




BAB II
PEMBAHASAN
A.  Tahapan dan prosedur dalam mengevaluasi media pembelajaran
Apapun media yang anda buat , apakah kaset, audio film, bingkai, video, ataupun  gambar, perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara luas. Evaluasi media pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam proses belajar- mengajar tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.[1] Hal ini penting untuk diingat dan dilakukan karena banyak orang berangggapan bahwa sekali mereka membuat media pasti 100% ditanggung baik. Anggapan itu sendiri tidaklah keliru karena sebagai pengembang media secara tidak langsung anda telah menurunkan hipotesis bahwa media  yang anda buat  tersebut dapat memberikan  hasil belajar yang lebih baik. Hipotesis tersebut perlu dibuktikan dengan menguji ke sasaran yang dimaksud.[2]
Ada dua macam penilaian yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media pembelajaran, yaitu;  evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.[3]
1.      Evaluasi Formatif
Evaluasi  formatif adalah suatu proses yang dimaksudkan  untuk mengumpulkan data tentang efektifitas  dan efisiensi  penggunaan  media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien.
2.      Evaluasi sumatif
Sedangkan evaluasi sumatif adalah kelanjutan drai evaluasi formatif yaitu; media yang telah diperbaiki dan disempurnakan , kemdian diteliti kembali apakah media tersebut layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu.  Evaluasi semacam inilah yang dinamakan dengan evaluasi sumatif.
Ada tiga tahapan evaluasi formatif yaitu; evaluasi satu lawan satu(one to one), evaluasi kelompk kecil (Small group evaluation), dan evaluasi lapangan ( field evaluation). Untuk lebih jelasny akan dijelaskan satu per satu pada pembahasan selanjunya.
a)      Evaluasi Satu Lawan Satu ( one to  one)
Pada tahapan evaluasi satu lawan satu  ( one to one ), dipilih dua orang atau lebih yang dapat mewakili populasi dari target  media yang dibuat.  Kemudian sajikan media kepada siswa secara individual. Kedua siswa yang dipilih tersebut satu diantaranya mempunyai kemampuan di bawah rata-rata, dan yang satunya lagi diatas rata-rata.[4]
Prosedur pelaksanaanya adalah sebagai berikut:
Ø Jelaskan kepada siswa bahwa anda sedang merancang suatu media baru dan ingin mengetahui bagaimana reaksi mereka terhadap media yang anda buat tersebut.
Ø Katakan kepada mereka bahwa apabila nanti mereka berbuat salah bukanlah karena kekurangan mereka tetapi karena kekurangsempurnaan media tersebut, sehingga perlu diperbaiki;
Ø Usahakan mereka bersikap relaks bebas mengemukakan pendapatnya tentang media tersebut
Ø Berikan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap topic yang dimediakan
Ø Sajikan media dan catat berapa lama waktu yang anda butuhkan atau dibutuhkan siswa untuk menyajikan/mempelajari media tersebut. Catat pula bagaimana reaksi siswa dan bagian-bagian yang sulit untuk difahami; apakah contoh-contohnya, penjelasannya, petunjuk-petunjuknya, ataukah yang lain
Ø Berikan tes yang mengukur keberhasilan media tersebut (post test) dan
Ø Analisis informasi yang terkumpul.
b)      Evaluasi Kelompok Kecil (small Group Evaluation)[5]
Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada 10-12 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Jumlah 10 merupakan jumlah minimal, sebab kalau kurang dari jumlah tersebut data yang diperoleh kurang dapat menggambarkan populasi target. Sabaliknya jika lebih dari 12, data atau informasi melebihi yang diperlukan, akbibatnya kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam kelompok kecil.
Siswa yang dipilih dalam kegiatan ini hendaknya mencerminkan karakteristik populasi.Usahakan sampel tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang, dan pandai, laki-laki dan perempuan, berbagai usia dan latar belakang.
Prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut:
Ø Designer bahwa media tersebut berada pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik (feedback) untuk menyempurnakannya.
Ø Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topik yang disediakan. Sajikan media atau meminta kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
Ø Designer mencatat waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan balik (feedback) baik langsung maupun tak langsung selama penyajian media.
Ø Memberikan tes (posttest) untuk mengetahui sejauh mana tujuan dapat dicapai
Ø Memberikan atau membagikan kuesioner dan meminta siswa untuk mengisinya. Apabila memungkinkan, adakan diskusi yang mendalam dengan beberapa siswa. Beberapa pertanyan yang perlu didiskusikan antar lain: (a) menarik tidaknya media tersebut, apa sebabnya, (b) mengerti tidaknya siswa akan pesan yang disampaikan, (c) konsistensi tujuan dan meteri program, cukup tidaknya latihan dan contoh yang diberikan. Apabila pertanyan tersebut telah ditanyakan dalam kuesioner, informasi yang lebih detail dan jauh dapat dicari lewat diskusi.
Ø Menganalisa data yang terkumpul. Atas dasar ini umpan balik semua ini, media dapat dilakukan penyempurnaan.
c)      Evaluasi Lapangan (Field Evaluation)[6]
Evaluasi lapangan adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan. Evaluasi lapangan diusahakan situasinya semirip mungkin dengan situasi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang dibuat sudah mendekatki kesempurnaan. Namun dengan hal itu masih harus dibuktikan. Melalui evaluasi lapangan inilah, kebolehan media yang kita buat itu diuji. Dalam melakukan evaluasi lapangan seorang designer memilih sekitar 30 orang siswa sambil memperhatikan beragam karakteristik seperti kepandaian, kelas sosial, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan lain sebagainya sesuai dengan karakteristik sasaran.
Satu hal yang perlu dihindari baik untuk dua tahap evaluasi terdahulu dan terutama untuk evaluasi lapangan adalah apa yang disebut “efek halo” (hallo effect). Situasi seperti ini muncul apabila media dicobakan pada kelompok responden yang salah. Maksudnya kita dapat membuat program film bingkai atau transparansi OHP dan film kepada siswa-siswa yang belum pernah memperoleh sajian dengan transparansi atau melihat film. Pada situasi seperti ini, informasi yang diperoleh banyak dipengaruhi oleh sifat kebaruan tersebut sehingga kurang dapat dipercaya.
Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
Ø Mula-mula designer memilih siwa-siwa yang benar-benar mewakili populasi target, kira-kira 30 orang siswa. Usahakan agar mereka mewakili berbagai tingkat kemampuan dan ketramnpiulan siswa yang ada. Tes kemampuan awal (pretest) perlu dilakukan jika karakteristik siswa belum diketahui. Atas dasar itu pemilihan siswa dilakukan. Akan tetapi, jika designer benar-benar mengenal siswa-siswa yang akan dipakai dalam uji coba, maka tes itu tidak pelu dilakukan.
Ø Designer menjelaskan kepada siswa maksud uji lapangan tersebut dan apa yang harapkan designer pada akhir kegiatan. Pada umumnya siswa tak terbiasa untuk mengkritik bahan-bahan atau media yang diberikan. Hal itu karena siswa beranggapan sudah benar dan efektif. Usahakan siswa bersikap rileks dan berani mengupayakan penilaian. Jauhkan sedapat mungkin perasaan bahwa uji coba menguji kemampuan siswa.
Memberikan tes awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keteramnpilan siswa terhdap topik yang dimediakan.
Ø Menyajikan media tersebut kepada siswa. Bentuk penyajiannya tentu sesuai dengan rencana pembuatannya; untuk prestasi kelompok besar, untuk kelompok kecil atau belajar mandiri.
Ø Designer mencatat semua respon yang muncul dari sisiwa selama kajian. Begitu pula, waktu yang diperlukan.
Ø Berikan tes untuk mengukur seberapa jauh pencapaian hasil belajar siswa setelah sajian media tersebut. Hasil tes ini (posttest) dibandingkan dengan hasil tes pertama (pretest) akan menunjukan seberapa efektif dan efisien dari media yang dibuat.
Ø Memberikan kuesioner untuk mengetahui pendapat atau sikap sisw terhadap media tersebut dan sajian yang diterimanya.
Ø Designer meringkas dan menganalisis data-data yang telah diperoleh dengan kegiatan-kegiatan tadi. Hal ini meliputi kemampuan awal, skor test awal dan tes akhir, waktu yag diperlukan, perbaikan bagian-bagian yang sulit, dan pengayaan yang diperlukan, kecepatan sajian dan sebagainya. Setelah menempuh ketiga tahap ini dapatlah dipastikan kebenaran efektivitas dan efisiensi media yang kita buat.
B.  Format evaluasi penggunaan media pembelajaran
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu dipertibangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya belajar berbeda. Ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar dengan cara mendengar) dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).
Dengan demikian, untuk melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, hal-hal tersebut turut dipertimbangkan. Dibawah ini disebutkan beberapa kriteria dalam mengevaluasi media pembelajaran yang perlu diperhatikan apabila orang melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran.[7]
1.    Relevan dengan tujuan pendidikan atau pembelajaran
2.    Persesuain dengan waktu, tempat, alat-alat yang tersedia, dan tugas pendidik
3.    Persesuaian dengan jenis kegiatan yang tercakup dalam pendidikan,
4.    Menarik perhatian peserta didik
5.    Maksudnya harus dapat dipahami oleh peserta didik
6.    Sesuai dengan kecakapan dan pribadi pendidik yang bersangkutan
7.    Kesesuaian dengan pengalaman atau tingkat belajar yang dirumuskan dalam syllabus
8.    Keaktualan (tidak ketinggalan zaman)
9.    Cakupan isi materi atau pesan yang ingin disampaikan
Walker dan Hess memberikan kriteria dalam, me-review media pembelajaran yang berdasarkan pada kualitas, antara lain:[8]
1.      Kualitas isi dan tujuan
Ø Ketepatan
Ø Kepentingan
Ø Kelengkapan
Ø Keseimbangan
Ø Minat atau perhatian
Ø Keadilan
Ø Kesesuaian dengan situasi siswa
2.      Kualitas pembelajaran
Ø Memberikan kesempatan belajar
Ø Memberikan bantuan untuk belajar
Ø Kualitas memotivasi
Ø Fleksibiltas pembelajarannya
Ø Kualitas tes dan penilaiannya
Ø Dapat memberi dampak bagi siswa
Ø Dapat membawa dampak bagi guru dan pemelajarannya
3.      Kualitas teknis
Ø Keterbacaan
Ø Mudah digunakan
Ø Kualitas tampilan atau tayangan
Ø Kualitas penanganan jawaban
Ø Kualitas pengelolaan programnya
Ø Kualitas pendokumentasiannya
Ada beberapa alat yang bisa digunakan dalam mengevaluasi pemanfaatan media pembelajaran, salah satunya adalah daftar cek (cek list). Daftar cek adalah sebuah daftar yang memuat sejumlah pernyataan singkat, tertulis tentang berbagai gejala yang dimaksudkan sebagai penolong pencatatan ada tidaknya sesuatu gejala dengan cara member tanda cek (V) pada setiap emunculan gejala yang dimaksud. Daftar cek bertujuan untuk mengetahui apakah gejala yang berupa pernyataan yang tercantum dalam daftar cek ada atau tidak ada pada seorang individu atau kelompok.[9]





Format evaluasi pemanfaatan media pembelajaran dengan menggunakan cek list
No
Aspek yang di amati
Penilaian
A
B
C
D
01
Ketepatan/kesusian penggunaan media dengan materi yang disampaikan




02
Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media




03
Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran




04
Kemungkinan bertahan lama




05
Kesesuaian dengan berbgai jenis siswa




06
Kecepatan presentasi




07
Kesesuaian dengan gaya belajar siswa




08
Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, dan fasilitas yang tersedia




09
Kesesuaian Media dengan tujuan pembelajaran




10
Kualitas gambar / visual





Keterangan
A.  Sangat baik
B.  Cukup baik
C.  Baik
D.  Tidak baik













BAB III
KESIMPULAN
Ada dua macam penilaian yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media pembelajaran, yaitu;  evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Ada tiga tahapan evaluasi formatif yaitu; evaluasi satu lawan satu(one to one), evaluasi kelompk kecil (Small group evaluation), dan evaluasi lapangan ( field evaluation).
Dalam mengevaluasi media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi, fasilitas, karakteristik siswa, gaya belajar siswa

























DAFTAR PUSTAKA
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, 2002 Media Pembelajaran, ,Jakarta: Ciputat Pers,
Arif S. Sadiman dkk, 1996, Media Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
http://rizavaiz.wordpress.com/2012/12/13/7/ di akses pada tanggal 30 november 2013
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, 2011, Media Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia,
Ign Masidj, Penilaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. (Yogjakarta: Kanisius. ,(1995). http://binham.wordpress.com/2011/12/29/instrumen-evaluasi-pendidikan/ diakses pada tanggal 30 November 2013








[1] Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). hal. 167
[2] Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hal. 182.
[4] Asnawir dan M. Basyiruddin Usman,  Media Pembelajaran..., hal. 167.
[6] http://rizavaiz.wordpress.com/2012/12/13/7/ di akses pada tanggal 30 november 2013
[8] Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran,  (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hal. 145
[9] Ign Masidj, Penilaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. (Yogjakarta: Kanisius. ,(1995). http://binham.wordpress.com/2011/12/29/instrumen-evaluasi-pendidikan/ diakses pada tanggal 30 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar