MENYUSUN FORMAT EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN
Oleh : Gufron Fauzi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen
yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
pembelajaran juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian
pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak
akan mengetahui bagaimana kondisi pembelajaran tersebut dalam rancangan,
pelaksanaan serta hasilnya.
Dalam suatu
pengajaran, tentu guru dalam menyampaikan materi pelajaran tentu tidak lepas
dari media pembelajaran itu sendiri. Media Pembelajaran merupakan sesuatu yang
bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan
audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada
dirinya.
Interaksi dengan media (sebagai salah satu lingkungan belajar) dapat
menjadi sumber belajar bagi siapa saja. Dan penilaian atau evaluasi media
pembelajaran bertujuan untuk melihat apakah penggunaan media itu bisa membentuk
atau mempengaruhi tingkah laku pebelejar atau tidak. Serta untuk mengetahui
apakah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai
tujuan.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
Jenis dan tahapan evaluasi media pembelajaran....?
2. Bagiamana
menyusun pemanfaatan media pembelajaran.....?
C. TUJUAN
PENULISAN
Penulisan
makalah ini untuk memberikan sumbangsih keilmuan dan memberikan pencerahan pada
para pendidik, untuk dapat sekiranya selalu melakukan evaluasi pada setiap
media yang digunakan dalam pembelajaran. Dengan begitu setiap pendidik akan
selalu mengupdate media yang hendak digunakan, sesuai dengan hasil evaluasi
pada penggunaan media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tahapan
dan prosedur dalam mengevaluasi media pembelajaran
Apapun media
yang anda buat , apakah kaset, audio film, bingkai, video, ataupun
gambar, perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara luas. Evaluasi
media pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengetahui apakah
media yang digunakan dalam proses belajar- mengajar tersebut dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.[1] Hal ini
penting untuk diingat dan dilakukan karena banyak orang berangggapan bahwa
sekali mereka membuat media pasti 100% ditanggung baik. Anggapan itu sendiri
tidaklah keliru karena sebagai pengembang media secara tidak langsung anda
telah menurunkan hipotesis bahwa media yang anda buat tersebut
dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik. Hipotesis tersebut perlu
dibuktikan dengan menguji ke sasaran yang dimaksud.[2]
Ada dua macam
penilaian yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media pembelajaran, yaitu;
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.[3]
1.
Evaluasi
Formatif
Evaluasi
formatif adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data
tentang efektifitas dan efisiensi penggunaan media yang
digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut
dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar
lebih efektif dan efisien.
2.
Evaluasi sumatif
Sedangkan
evaluasi sumatif adalah kelanjutan drai evaluasi formatif yaitu; media yang telah
diperbaiki dan disempurnakan , kemdian diteliti kembali apakah media tersebut
layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu. Evaluasi
semacam inilah yang dinamakan dengan evaluasi sumatif.
Ada tiga tahapan evaluasi formatif yaitu; evaluasi
satu lawan satu(one to one), evaluasi kelompk kecil (Small group evaluation),
dan evaluasi lapangan ( field evaluation). Untuk lebih jelasny akan dijelaskan
satu per satu pada pembahasan selanjunya.
a)
Evaluasi Satu
Lawan Satu ( one to one)
Pada tahapan
evaluasi satu lawan satu ( one to one ), dipilih dua orang atau lebih
yang dapat mewakili populasi dari target media yang dibuat.
Kemudian sajikan media kepada siswa secara individual. Kedua siswa yang dipilih
tersebut satu diantaranya mempunyai kemampuan di bawah rata-rata, dan yang
satunya lagi diatas rata-rata.[4]
Prosedur
pelaksanaanya adalah sebagai berikut:
Ø Jelaskan
kepada siswa bahwa anda sedang merancang suatu media baru dan ingin mengetahui
bagaimana reaksi mereka terhadap media yang anda buat tersebut.
Ø Katakan
kepada mereka bahwa apabila nanti mereka berbuat salah bukanlah karena
kekurangan mereka tetapi karena kekurangsempurnaan media tersebut, sehingga
perlu diperbaiki;
Ø Usahakan
mereka bersikap relaks bebas mengemukakan pendapatnya tentang media tersebut
Ø Berikan tes
awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap
topic yang dimediakan
Ø Sajikan
media dan catat berapa lama waktu yang anda butuhkan atau dibutuhkan siswa
untuk menyajikan/mempelajari media tersebut. Catat pula bagaimana reaksi siswa
dan bagian-bagian yang sulit untuk difahami; apakah contoh-contohnya,
penjelasannya, petunjuk-petunjuknya, ataukah yang lain
Ø Berikan tes
yang mengukur keberhasilan media tersebut (post test) dan
Ø Analisis
informasi yang terkumpul.
b)
Evaluasi
Kelompok Kecil (small Group Evaluation)[5]
Pada tahap
ini media perlu dicobakan kepada 10-12 orang siswa yang dapat mewakili populasi
target. Jumlah 10 merupakan jumlah minimal, sebab kalau kurang dari jumlah
tersebut data yang diperoleh kurang dapat menggambarkan populasi target.
Sabaliknya jika lebih dari 12, data atau informasi melebihi yang diperlukan,
akbibatnya kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam kelompok kecil.
Siswa yang
dipilih dalam kegiatan ini hendaknya mencerminkan karakteristik populasi.Usahakan
sampel tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang, dan
pandai, laki-laki dan perempuan, berbagai usia dan latar belakang.
Prosedur
yang ditempuh adalah sebagai berikut:
Ø Designer
bahwa media tersebut berada pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik
(feedback) untuk menyempurnakannya.
Ø Memberikan
tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topik
yang disediakan. Sajikan media atau meminta kepada siswa untuk mempelajari
media tersebut.
Ø Designer
mencatat waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan balik (feedback) baik
langsung maupun tak langsung selama penyajian media.
Ø Memberikan
tes (posttest) untuk mengetahui sejauh mana tujuan dapat dicapai
Ø Memberikan
atau membagikan kuesioner dan meminta siswa untuk mengisinya. Apabila
memungkinkan, adakan diskusi yang mendalam dengan beberapa siswa. Beberapa
pertanyan yang perlu didiskusikan antar lain: (a) menarik tidaknya media
tersebut, apa sebabnya, (b) mengerti tidaknya siswa akan pesan yang disampaikan,
(c) konsistensi tujuan dan meteri program, cukup tidaknya latihan dan contoh
yang diberikan. Apabila pertanyan tersebut telah ditanyakan dalam kuesioner,
informasi yang lebih detail dan jauh dapat dicari lewat diskusi.
Ø Menganalisa
data yang terkumpul. Atas dasar ini umpan balik semua ini, media dapat
dilakukan penyempurnaan.
c)
Evaluasi
Lapangan (Field Evaluation)[6]
Evaluasi
lapangan adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan.
Evaluasi lapangan diusahakan situasinya semirip mungkin dengan situasi
sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang
dibuat sudah mendekatki kesempurnaan. Namun dengan hal itu masih harus
dibuktikan. Melalui evaluasi lapangan inilah, kebolehan media yang kita buat
itu diuji. Dalam melakukan evaluasi lapangan seorang designer memilih sekitar
30 orang siswa sambil memperhatikan beragam karakteristik seperti kepandaian,
kelas sosial, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan lain
sebagainya sesuai dengan karakteristik sasaran.
Satu
hal yang perlu dihindari baik untuk dua tahap evaluasi terdahulu dan terutama
untuk evaluasi lapangan adalah apa yang disebut “efek halo” (hallo effect).
Situasi seperti ini muncul apabila media dicobakan pada kelompok responden yang
salah. Maksudnya kita dapat membuat program film bingkai atau transparansi OHP
dan film kepada siswa-siswa yang belum pernah memperoleh sajian dengan
transparansi atau melihat film. Pada situasi seperti ini, informasi yang
diperoleh banyak dipengaruhi oleh sifat kebaruan tersebut sehingga kurang dapat
dipercaya.
Prosedur
pelaksanaannya sebagai berikut:
Ø Mula-mula
designer memilih siwa-siwa yang benar-benar mewakili populasi target, kira-kira
30 orang siswa. Usahakan agar mereka mewakili berbagai tingkat kemampuan dan
ketramnpiulan siswa yang ada. Tes kemampuan awal (pretest) perlu dilakukan jika
karakteristik siswa belum diketahui. Atas dasar itu pemilihan siswa dilakukan.
Akan tetapi, jika designer benar-benar mengenal siswa-siswa yang akan dipakai
dalam uji coba, maka tes itu tidak pelu dilakukan.
Ø Designer
menjelaskan kepada siswa maksud uji lapangan tersebut dan apa yang harapkan
designer pada akhir kegiatan. Pada umumnya siswa tak terbiasa untuk mengkritik
bahan-bahan atau media yang diberikan. Hal itu karena siswa beranggapan sudah
benar dan efektif. Usahakan siswa bersikap rileks dan berani mengupayakan
penilaian. Jauhkan sedapat mungkin perasaan bahwa uji coba menguji kemampuan
siswa.
Memberikan tes awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keteramnpilan siswa terhdap topik yang dimediakan.
Memberikan tes awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keteramnpilan siswa terhdap topik yang dimediakan.
Ø Menyajikan
media tersebut kepada siswa. Bentuk penyajiannya tentu sesuai dengan rencana
pembuatannya; untuk prestasi kelompok besar, untuk kelompok kecil atau belajar
mandiri.
Ø Designer
mencatat semua respon yang muncul dari sisiwa selama kajian. Begitu pula, waktu
yang diperlukan.
Ø Berikan
tes untuk mengukur seberapa jauh pencapaian hasil belajar siswa setelah sajian
media tersebut. Hasil tes ini (posttest) dibandingkan dengan hasil tes pertama
(pretest) akan menunjukan seberapa efektif dan efisien dari media yang dibuat.
Ø Memberikan
kuesioner untuk mengetahui pendapat atau sikap sisw terhadap media tersebut dan
sajian yang diterimanya.
Ø Designer
meringkas dan menganalisis data-data yang telah diperoleh dengan
kegiatan-kegiatan tadi. Hal ini meliputi kemampuan awal, skor test awal dan tes
akhir, waktu yag diperlukan, perbaikan bagian-bagian yang sulit, dan pengayaan
yang diperlukan, kecepatan sajian dan sebagainya. Setelah menempuh ketiga tahap
ini dapatlah dipastikan kebenaran efektivitas dan efisiensi media yang kita
buat.
B. Format
evaluasi penggunaan media pembelajaran
Dalam
melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu
dipertibangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya
belajar berbeda. Ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya
belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar
dengan cara mendengar) dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara
bergerak, bekerja dan menyentuh).
Dengan
demikian, untuk melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, hal-hal
tersebut turut dipertimbangkan. Dibawah ini disebutkan beberapa kriteria dalam
mengevaluasi media pembelajaran yang perlu diperhatikan apabila orang melakukan
evaluasi terhadap media pembelajaran.[7]
1. Relevan
dengan tujuan pendidikan atau pembelajaran
2. Persesuain
dengan waktu, tempat, alat-alat yang tersedia, dan tugas pendidik
3. Persesuaian
dengan jenis kegiatan yang tercakup dalam pendidikan,
4. Menarik
perhatian peserta didik
5. Maksudnya
harus dapat dipahami oleh peserta didik
6. Sesuai
dengan kecakapan dan pribadi pendidik yang bersangkutan
7. Kesesuaian
dengan pengalaman atau tingkat belajar yang dirumuskan dalam syllabus
8. Keaktualan
(tidak ketinggalan zaman)
9. Cakupan
isi materi atau pesan yang ingin disampaikan
Walker dan Hess memberikan kriteria dalam, me-review media pembelajaran
yang berdasarkan pada kualitas, antara lain:[8]
1. Kualitas isi
dan tujuan
Ø Ketepatan
Ø Kepentingan
Ø Kelengkapan
Ø Keseimbangan
Ø Minat atau
perhatian
Ø Keadilan
Ø Kesesuaian
dengan situasi siswa
2. Kualitas
pembelajaran
Ø Memberikan
kesempatan belajar
Ø Memberikan
bantuan untuk belajar
Ø Kualitas
memotivasi
Ø Fleksibiltas
pembelajarannya
Ø Kualitas tes
dan penilaiannya
Ø Dapat
memberi dampak bagi siswa
Ø Dapat
membawa dampak bagi guru dan pemelajarannya
3. Kualitas
teknis
Ø Keterbacaan
Ø Mudah
digunakan
Ø Kualitas
tampilan atau tayangan
Ø Kualitas
penanganan jawaban
Ø Kualitas
pengelolaan programnya
Ø Kualitas
pendokumentasiannya
Ada beberapa alat yang bisa digunakan dalam mengevaluasi pemanfaatan media
pembelajaran, salah satunya adalah daftar cek (cek list). Daftar
cek adalah sebuah daftar yang memuat sejumlah pernyataan singkat, tertulis
tentang berbagai gejala yang dimaksudkan sebagai penolong pencatatan ada
tidaknya sesuatu gejala dengan cara member tanda cek (V) pada setiap emunculan
gejala yang dimaksud. Daftar cek bertujuan untuk mengetahui apakah gejala yang
berupa pernyataan yang tercantum dalam daftar cek ada atau tidak ada pada
seorang individu atau kelompok.[9]
Format evaluasi pemanfaatan media pembelajaran
dengan menggunakan cek list
No
|
Aspek yang di amati
|
Penilaian
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||
01
|
Ketepatan/kesusian penggunaan
media dengan materi yang disampaikan
|
|
|
|
|
02
|
Memperhatikan
prinsip-prinsip penggunaan media
|
|
|
|
|
03
|
Membantu meningkatkan
perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran
|
|
|
|
|
04
|
Kemungkinan
bertahan lama
|
|
|
|
|
05
|
Kesesuaian
dengan berbgai jenis siswa
|
|
|
|
|
06
|
Kecepatan
presentasi
|
|
|
|
|
07
|
Kesesuaian
dengan gaya belajar siswa
|
|
|
|
|
08
|
Kesesuaian
dengan kondisi lingkungan, dan fasilitas yang tersedia
|
|
|
|
|
09
|
Kesesuaian Media dengan tujuan
pembelajaran
|
|
|
|
|
10
|
Kualitas
gambar / visual
|
|
|
|
|
Keterangan
A. Sangat
baik
B. Cukup
baik
C. Baik
D. Tidak
baik
BAB III
KESIMPULAN
Ada dua macam
penilaian yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media pembelajaran, yaitu;
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Ada tiga tahapan
evaluasi formatif yaitu; evaluasi satu lawan satu(one to one), evaluasi kelompk
kecil (Small group evaluation), dan evaluasi lapangan ( field evaluation).
Dalam
mengevaluasi media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran,
materi, fasilitas, karakteristik siswa, gaya belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, 2002 Media Pembelajaran, ,Jakarta:
Ciputat Pers,
Arif S. Sadiman dkk, 1996, Media Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
http://inestyandiny.blogspot.com/2012/12/evaluasi-penggunaan-media-pembelajaran_17.html
di akses pada tanggal 30 Novemberr 2013
http://naviraa.blogspot.com/2011/12/sekilas-tentang-evaluasi-media.html
di akses pada tanggal 30 november 2013
http://rizavaiz.wordpress.com/2012/12/13/7/
di akses pada tanggal 30 november 2013
http://amaliaelfanani.wordpress.com/2012/07/14/evaluasi-media-pembelajaran/
di akses pada tanggal 30 November 2013
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, 2011, Media Pembelajaran, Bogor:
Ghalia Indonesia,
Ign Masidj, Penilaian Hasil Belajar Siswa Di
Sekolah. (Yogjakarta: Kanisius. ,(1995). http://binham.wordpress.com/2011/12/29/instrumen-evaluasi-pendidikan/
diakses pada tanggal 30 November 2013
[3]http://inestyandiny.blogspot.com/2012/12/evaluasi-penggunaan-media-pembelajaran_17.html di akses pada
tanggal 30 Novemberr 2013
[5]http://naviraa.blogspot.com/2011/12/sekilas-tentang-evaluasi-media.html di akses pada
tanggal 30 november 2013
[7] http://amaliaelfanani.wordpress.com/2012/07/14/evaluasi-media-pembelajaran/ di akses pada
tanggal 30 November 2013
[8] Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto,
Media Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hal. 145
[9] Ign Masidj, Penilaian Hasil Belajar Siswa Di
Sekolah. (Yogjakarta: Kanisius. ,(1995). http://binham.wordpress.com/2011/12/29/instrumen-evaluasi-pendidikan/ diakses pada tanggal 30 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar